Minggu, 24 April 2011
Status facebook kamu, harga diri kamu
untuk renungan
Ketika perpecahan keluarga menjadi tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.
Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.
Ketika seorang celebritis dengan bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang sensasei yang ditunggu-tunggu …’siapa calon bapak si jabang bayi?’
Ada khabar yang lebih menghebohkan, lagi-lagi seorang celebrities yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya mengolok-olok suaminya.
Wuiih……mungkin kita bisa berkata ya wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi.Kalau perlu dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati oleh publik.
Wuiiih……ternyata sekarang bukan hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang sedang menikmati aktivitasnya apapun diketahui orang, dikomentarin orang bahkan mohon maaf ….’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat adalah kesenangan.
Fenomena itu bernama facebook, setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja beberapa status facebook :
Seorang wanita menuliskan “Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya…..?”——kemudian puluhan komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya menuliskan “mau ditemanin? Dijamin puas deh…”
Seorang wanita lainnya menuliskan “ Bangun tidur, badan sakit semua, biasa….habis malam jumat ya begini…:” kemudian komen2 nakal bermunculan…
Ada yang menulis “ bete nih di rumah terus, mana misua jauh lagi….”, —-kemudian komen2 pelecehan bermunculan.
Ada pula yang komen di wall temannya “ eeeh ini si anu ya …., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh sama si itu….” —-lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.
Yang laki-laki tidak kalah hebat menulis statusnya “habis minum jamu nih…., ada yang mau menerima tantangan ?’—-langsung berpuluh2 komen datang.
Ada yang hanya menuliskan, “lagi bokek, kagak punya duit…”
Ada juga yang nulis “ mau tidur nih, panas banget…bakal tidur pake dalaman lagi nih” .
Dan ribuan status-status yang numpang beken dan pengin ada komen-komen dari lainnya.
Dan itu sadar atau tidak sadar dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.
Ada yang lebih kejam dari sekedar status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di tampilkan.
Seorang wanita dengan nada guyon mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek…..padahal sebagian besar yg didalam foto tersebut sudah berjilbab
Ada seorang karyawati mengupload foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan dengan ceria….
Ada pula seorang pria meng upload foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.
Rasanya hilang apa yang diajarkan seseorang yang sangat dicintai Allah…., yaitu Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan dirinya dan keluarganya. Ingatkah ketika Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bertanya pada Aisyah radhiallahu ‘anha
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang humairah, sang pipi merah Aisyah radhiallahu ‘anha menjawab “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan pagi ini”. Rasul shalallahu alaihi wa sallam dengan senyum teduhnya berkata “baiklah Aisyah, aku berpuasa hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah….
Ingatlah Abdurahman bin Auf radhiallahu ‘anhu mengikuti Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berhijrah dari mekah ke madinah, ketika saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya,
maka abdurahman bin auf radhiallahu ‘anhu mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bersabda, “Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).
Dan fenomena di atas menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan ‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas semua tata krama tentang Malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga.
Dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menegaskan dengan sindiran keras kepada kita
“Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).
Arogansi kesenangan semakin menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.
Maka jagalah kehormatan diri, jangan tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.
Maka jagalah kehormatan diri kita, simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan ‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.
catatan
***”Iffah (bisa berarti martabat/kehormatan) adalah bahasa yang lebih akrab untuk menyatakan upaya penjagaan diri ini. Iffah sendiri memiliki makna usaha memelihara dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal, makruh dan tercela.”
Sumber : FTJAI
Judul Asli : Ketika Iffah mulai luntur (dibalik fenomena facebook)
————————–
——————————————————————-
Beberapa orang sering dgn mudahnya meng-up date status mereka dgn kata-kata yg tidak jelas” entah apa tujuannya selain untuk numpang beken, cari perhatian dan pengin ada komen-komen dari lainnya”.
> Dingin . . .
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget neh !
> Arghhh .. . !!!!
> Gile tuh org !
> . . .
> Aku masih menanti . . .
etc….
***************************************************************
Mohon kiranya untuk men-tag ataupun men-sharing artikel ini dengan orang yang Anda kasihi demi kebaikan kita bersama.
Jazakallah khair
Di kutip dari web: http://lautanilmu.ridhofitra.info/
kisah Abu Nawas (bagus untk dibaca)
Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu. Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya,
"Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?"
"Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil." jawab Abu Nawas.
"Mengapa?" kata orang pertama.
"Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan." kata Abu Nawas.
Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu.
Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. "Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?"
"Orang yang tidak mengerjakan keduanya." jawab Abu Nawas.
"Mengapa?" kata orang kedua.
"Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan." kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas.
Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. "Manakah yang iebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?"
"Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar." jawab Abu Nawas.
"Mengapa?" kata orang ketiga.
"Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu." jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas. Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas.
Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya.
"Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?"
"Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati."
"Apakah tingkatan mata itu?" tanya murid Abu Nawas. "Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata." jawab Abu Nawas mengandaikan.
"Apakah tingkatan otak itu?" tanya murid Abu Nawas. "Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan." jawab Abu Nawas.
"Lalu apakah tingkatan hati itu?" tanya murid Abu Nawas.
"Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan KeMaha-Besaran Allah."
Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. la bertanya lagi.
"Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?"
"Mungkin." jawab Abu Nawas.
"Bagaimana caranya?" tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
"Dengan merayuNya melalui pujian dan doa." kata Abu Nawas
"Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru." pinta murid Abu Nawas
"Doa itu adalah : llahi lastu HI firdausi ahla, wala aqwa'alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil 'adhimi.
Sedangkan arti doa itu adalah : Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.
Sepenggl kisah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani
Ktk sang wali brd d rmba blantra,tnp maknan & minumn,suatu ktk trunlh hujan. Sang wali meredekan dahagax dgn tets air hujan. Tiba2 muncullah sosk cahaya terang bendrng d langit & b'seru: "akulah tuhanmu, hri ini aku halalkn bagimu sgl yg tlah aku haramkn".
Tetpi sang wali mlh berucp," Aku berlindng kpd Allah dri godaan setan yg terkutk. Kta beliau,"enyahlah engkau wahai iblis.
Mka sosk itpun sgr brbh jdi awan,dan trdngr berkata," dengn ilmumu & rahmat Allah, engkau slmt dri tipuanku. Lalu stan bertax mengapa Syaikh Abdul Qadir mengenalix bhw ia adl setan, pdhl sdh ribuan orng d jebk & d sestkn dgn cr sprti it.
Beliau mnjwb bhw Allah tdk pernh mengbh hukumx. Ap yg tlh d hrmkan tdk mungkn akn d halalkn. Iblis tdk b'bhng, memng ia tlh menystkn bnyk orng dgn cr sprti it. Msalx adl murid nabi Isa yg bernama petrus. Petrus tertipu iblis shngga ia brani menghallkn hukum makanan2 yg tlh d hramkn olh nabi isa,sepesti babi dll.
Ketguhn iman & keykinn Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dmikian kuatx, ia slalu tndk & path kpd ajarn2 Nabi Muhammad. Ap yg tlh dharamkn ia tdk berani menghalalkanx.
Smoga crt singkt ini bermanfaat bg kt semua..
KNAPA CICAK HARAM???
riwyt awalx adl d jelskn bahwa saat nabi ibrahim d lemparkn ke api olh namrudz, maka smua hewan brusha memdmkn api yg membkr nabi ibrahim it kecuali cicak. D kishkn dahulu cicak it meniup-niup ( api agr smkin berkobr membkr) nabi ibrahim. (shahih Bukhari)
Pada wakt Rasulullah d kejar olh kaum musyrikin arab n bersembunyi d gua Tsur, tiba2 ad cicak memberi tahu mereka dgn bunyix bahwa ad orng d dalam gua, maka Rasulullah memernthkn utk membunh hewan ini d manapun kta jumpai. ( shahih muslim no. 2238)
Rasulullah bersabda," brng siapa yg membunuh cicak dgn satu pukulan maka baginya 100 pahala, dan bila dgn dua pukuln maka trus berkurng dan berkurng.( HR. Muslim no. 2240)
ummu syarik berkata: Nabi tlah menyuruh membunuh cicak. ( shahih bukhari n muslim)
Nabi Muhammad memberix julukn FUWAISIQA yg berrti si kecil yg fasiq
nah dri sini jelas sdh bahwa cicak adl binatng haram n hrus d bunuh..
Kisa Nabi Musa & Orng Yang Berbuat Dosa (bagus di baca)
Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang.
Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju, maka Nabi Musa as mulai berdoa. Diantara isi doanya itu ialah: "Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas.
Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu, maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad SAW yang akan Engkau utus untuk Nabi akhir zaman.
Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan wahyu-Nya yang isinya: "Aku tidak pernah merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-terangan melakukan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya."
Nabi Musa kembali berkata: "Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu yang lemah, suaraku juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan dapat didengarnya, sedangkan jumlah mereka lebih dari tujuh puluh ribu orang?" Allah berfirman: "Wahai Musa, kamulah yang memanggil dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka!."
Menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah, maka Nabi Musa as segera berdiri dan berseru kepada kaumnya: "Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan melakukannya bahkan lamanya sebanyak empat puluh tahun, keluarlah kamu dari rombongan kami ini, karena kamulah, hujan tidak diturunkan oleh Allah kepada kami semuanya!"
Mendengar seruan dari Nabi Musa as itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat kekanan kekiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu. Dengan demikian tahulah dia bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa as itu adalah dirinya sendiri. Di dalam hatinya berkata: "Jika aku keluar dari rombongan ini, niscaya akan terbukalah segala kejahatan yang telah aku lakukan selama ini terhadap kaum bani Israil, akan tetapi bila aku tetap bertahan untuk tetap duduk bersama mereka, pasti hujan tidak akan diturunkan oleh Allah SWT."
Setelah berkata demikian dalam hatinya, lelaki itu lalu menyembunyikan kepalanya di sebalik bajunya dan menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya sambil berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama lebih empat puluh tahun, walaupun demikian Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku datang kepada-Mu dengan ketaatan maka terimalah taubatku ini."
Beberapa saat selepas itu, kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit, seiring dengan itu hujanpun turun dengan lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas langit.
Melihat keadaan demikian maka Nabi Musa as berkata: "Tuhanku, mengapa Engkau memberikan hujan kepada kami, bukankah di antara kami tidak ada seorangpun yang keluar serta mengakui akan dosa yang dilakukannya?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga di sebabkan oleh orang yang dahulunya sebagai sebab Aku tidak menurunkan hujan kepada kamu."
Nabi Musa berkata: "Tuhanku, lihatkanlah kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu yang taat itu?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, dulu ketika dia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah membuka aibnya. Apakah sekarang. Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat kepada-Ku? Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu. Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"
Cerita menarik (copas dri pesan ustads dafid fuadi)
cerita ini sya copas dri pesan grup thoriqoh sarkubiyah yg dikirim oleh ustads dafid fuadi. smoga crita ini bermanfaat
oleh Muhammad Hafidz Maqmun pada 30 November 2010 jam 14:58
Aslm wr wb ini adalah kisah tetangga ana, dan ana sdh minta izin untuk di publikasikan afwan tapi namanya ana tdk sebut.Di bulan ramadhan 1431 H , tetangga ana yang anti maulid dan dll, ia hbs pulang kuliah buru buru kerumah ana.
Dan berkata: fiz, itu dijalan banyak bahleo2 MR buat apa sih tuh ??
ana jawab :oh buat cara malam nuzulul quran dan ahlul badr di monas bos
tetangga ana : ahh buang2 duit aja sih guru lho tuh, g bener, bidah terus di buat mendingan juga buat fakir miskin uangnya
ana: bos jgn menghina bgtu , ente ikut dah besok ya bagimana acara disana ?? ente lihat dulu bagaimana suasana disana ?? terus gimana menurut ente?
Tetangga ana pun berfikir dan berapa menit langsung jawab: oky dah ana ikut tp ente yg ongkosin ya??
Ana: iya ana yg bawa motor ana ongkosin bensin ^_^
Setelah beberapa hari pas mau deket acara, ia pun berkata ke ana: “ ana cuman mau liat aja ya dan g mau apa yg ente dn guru ente lakuin entar ana dosa lagi bidah aja”, lalu ana jawab “ iya bos terserah antum’ ana pun sambil tersenyum
Kemudian malam hari setelah salat terawih ana dan tetangga ana pun berangkat keacara di monas tersebut bersama sama teman2 yang lain, dalam perjalan dia berkata” waduh banyak juga fis yang ikut ni ada yg bawa anak, ada yg bawa mobil waduhh hebat gara2 cuman acara seperti ini banyak yang ikut HEBAT ANA SALUT”, ana pun didalam hati seneng dan tersenyum mendengar perkataannya. Setelah sampai di tempat acara ia merasa bingung dan kaget melihat banyak sekali orang yang datang dn berkata” waduh ini pada mau demo ya fis? Ana; bukan bos ini mau ikuti acara tersebut dan memang seperti ini insya allah setiap tahun terus bertambah oranya” . dan iapun cuman melihat kanan kiri dan mengangguk2 kepalanya.
Saat acara berlangsung ia pun terdiam saja saat mahalul qiyam,ana lihat ia merasa seperti orang sedih .knapa? Wauloh huallam.lalu saat habib munzir almusawa tausyiah pun ana lihat sepintas ia menyimak dengan rasa ingin taunya.lalu ana menunduk dan tersenyum.Setelah acara berakhir ia masih menangis atas zikir tadi, lalu ana bertanya kepada dia,
Ana ; kenapa antum ??
Tetangga ; ana merasa sdh byk dosa fis, saat pembacaan salawat2 tadi ana merasa ketenangan jiwa yg tenang bgt fis, terus saat habib munzir almusawa tausyiah adem hati ana , lalu pas zikir ana merasakan tenang dan dosa2 pun sudah hilang rasanya fis bener YA ALLAH HATI INI ADEM BANGET FIS, POKOKNYA FIS ANA IKUT KALAU ANTUM NGAJI DAH HATI INI RASANYA TENANG BANGET ANA SUKA SALAWAT2NYA, BSK BSK AJA ANA LAGI FIS YA
Ana: iya iya tenang aja ana ajak ko , makanya jgn menghina dulu bos ya , EH MALAH ANTUM KESENENGAN
Tetangga: iya iya ana mohon maaf dah fis selama ini dah byk hina antum ikut ini itu ini itu, POKOKNYA ANA SEKARANG JADI DEPAN KALAU NGAJI BIAR KHUSUS APA YNG DISAMPAIKAN MA HABIB OKY FIS?
Ana; oky oky ^_^
Dalam perjalanan pulang ia pun sering melatunkan qosidah yng tadi di bacakan di acara tersebut dan ia megang hp ana yg disitu ia tirukan bacaan qosidah tersebut, dalam hati ana pun seneng dan gembira melihat ia sekarang berubah mengikuti apa ajaran orang tuanya, karena ia berubah saat sdh kuliah , mudah allah swt terus menjaga hati dan imannya mengikuti ajaran saydina muhammad saw amin ya robbi
Sekian kisah ana alami semoga bermanfaat ,amin
Wslm wr wb
Karamah Syaikh Saman - Pndiri tarekat Samaniyah (yg anti tawasul ga ush baca ya)
Dan stngh dri keramatnya Syaikh Saman, ykni mengbrkn dgn dia Muqram bin Abdul mu'in tatkala berlayar dri negri Suez ke negri Hijaz. Tatkala sampai d tngah laut maka kelihatn mega hitam kemudian turun topan hingga hampir karam kapal it. Aku merasa sngat ketakutn. Kmudian dtang d dalam hatiku ilham, maka berdirilah aku pda luar kapal lalu aku berteriak sehabs suaraku.
Ya Saman, Ya Mahdi," tiba2 aku liat dua orng dtang berjalan diatas air hingga sampai ke kapalku. Yg satu memegang bagian kanan, yg satu memegng bagian kiri. Tidk lama kemudian padamlah angin topan dan ombak air yg menymbr2 kapal kami, dan akhirx kami sampai ke Hijaz dgn selamat.
Wallahua'lam.
(skali lgi utk yg anti tawasul ga usah koment)